Jumat, 28 Februari 2014

MAKALAH
TAFSIR PL II : HAGAI 2 : 1-10
Dosen pengampu : Stynie Nova Tombol, S.Si Teol, M.Th






Disusun oleh  : Kelompok
Nama               : Hendrik                     11.02.11.651
: Eni sulistiawati          11.02.11.642
Kelas               : B
Semester          : V/PAK

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI
(STAKN)
PALANGKA RAYA
2012 / 2013




      BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kitab Hagai berisi tentang kumpulan empat Pidato Hagai. Sebagai nabi, Hagai ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada bangsa Yehuda pada waktu itu. Adapun maksud inti dari tiap-tiap berita yaitu untuk menggerakkan bangsa Yehuda untuk pekerjaan membangun bait suci kembali.
Bait suci dalam Kitab Hagai ini memiliki pesan yang sangat penting dari Tuhan baik dalam konteks zaman dahulu maupun zaman sekarang ini. Untuk itu dalam paper ini penulis akan memberikan keterangan secara deskriptif mengenai kitab Hagai beserta konsep mengenai bait Allah dan memberikan aplikasinya bagi umat Kristen masa kini.

II.    Kitab Hagai
2.1. Penulis dan Kehidupannya
Penulis kitab Hagai adalah nabi Hagai sendiri. Meskipun di dalam Alkitab hanya sedikit sekali informasi yang menerangkan mengenai tokoh penulis tersebut. Sang penulis kitab ini memiliki arti nama “meriah” dan hal tersebut dikarenakan kelahiran Hagai berada pada suatu hari raya keagamaan. Dia mempunyai dua nama jabatan yaitu sebagai nabi (Hag 2:2,11; Ezra 6:14) dan sebagai utusan Tuhan (Hag 1:13). Nabi Hagai ini merupakan nabi yang pertama yang berbicara kepada orang Yahudi yang telah kembali dari pembuangan di Babel. Mengenai kehidupan dari sang nabi ini, dapat dikatakan bahwa dia adalah seorang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Allah. Sedangkan di dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang nabi, Hagai termasuk ke dalam orang yang “lemah lembut”, maksudnya adalah dia tidak menyampaikan pesan Tuhan dengan menggebu-gebu atau dengan tuduhan yang berapi-api, melainkan ia memberitahukan Firman Tuhan atau nubuatan dengan cara yang baiasa-biasa saja. sehingga banyak orang menganggap dia sebagai seorang guru daripada seorang nabi Tuhan. Dia juga dianggap sebagai seorang diantara kelompok utama orang-orang buangan yang kembali dari Babel yang berdasarkan dekrit Koresy pada tahun 538/7 SM.
2.3. Latar Belakang Penulisan Kitab
Orang-orang Yahudi yang kembali ke Yerusalem yang dipimpin oleh Sesbasar yang bertugas untuk kembali membangun bait Allah. Akan tetapi, ditengah-tengah tugas yang sedang mereka kerjakan tersebut, bangsa-bangsa yang tinggal disekitar orang-orang Yahudi telah membuat mereka kecil hati sehingga pembangunan bait Allah menjadi terhenti untuk jangka waktu yang lama (enam belas tahun). Oleh karena hal itu, Allah mengutus Hagai untuk mendukung semangat orang-orang Yahudi dan mendorong mereka untuk menyelesaikan tugas pembangunan tersebut. Dan pada akhirnya, di bawah pengajaran Hagai, orang-orang Yahudi dapat menyelesaikan pembangunan Bait suci itu dalam waktu empat tahun.
Hagai mendesak orang Yahudi untuk segera menyelesaikan pembangunan bait suci, sehingga dengan demikian dapat untuk memulihkan kembali cara penyembahan mereka yang tradisional.
2.4. Isi Kitab Hagai
Secara umum dapat dituliskan bahwa pengajaran yang disampaikan oleh nabi Hagai sudah termasuk di dalam empat nubuatannya, antara lain:
  1. Pasal 1:1-11, mengenai nubuat untuk membangun rumah Tuhan.
  2. Pasal 2:1-10, mengenai rumah Allah yang megah
  3. Pasal 2: 11-19, mengenai pengajaran-pengajaran imam dan berkat yang tersedia di balik pembangunan rumah Tuhan.
  4. Pasal 2:20-23, mengenai runtuhnya kerajaan-kerajaan dunia.
Mengenai pengajaran tentang Allah, dapat dikelompokkan ke dalam beberapa poin, antara lain:
  1. Tuhan adalah Tuhan semesta alam (Hag 1:2,7,9,14; 2:6-9,11,23).
  2. Tuhan adalah Tuhan yang menuntut (Hag1:2,3; 2:10-14)
  3. Tuhan mengendalikan keadaan ekonomi (Hag 1:5-11)
  4. Tuhan yang menepati janji-janji-Nya (Hag 2:5)
  5. Tuhan adalah Tuhan yang hidup (Hag 2:3-9)
  6. Tuhan memberkati umat-Nya (Hag 2:10-19)
  7. Tuhan memelihara setiap orang (Hag 2:20-23)
      BAB II
PEMBAHASAN
Hagai 2 : 1-10
Penulis                         : Hagai sendiri
Tema                           : Mengenai rumah Allah yang megah
Tahun penulisan          : 520 SM
Tafsiran Kitab Hagai 2 : 1-10
Hagai 2 : 1 Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu
Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu. Pesan kedua dari sang nabi diberi tanggal hari ketujuh dari Perayaan Hari Pondok Daun, yaitu perayaan panen terakhir dalam penanggalan Ibrani (bdg. Im. 23:39-44). Perayaan ini ditandai dengan kegembiraan besar (sebagaimana keadaannya sampai sekarang), dan persembahan kurban ucapan syukur jumlahnya lebih banyak pada hari akhir daripada hari-hari lain dalam setahun. Meskipun demikian, dengan panen yang kurang dan permulaan yang lambat dari pembangunan kembali Bait Allah, kontras dengan keadaan-keadaan sebelumnya pasti sangat menyakitkan. Oleh karena itulah dibutuhkan dorongan semangat (bdg. Ezr. 3:12, 13). Iblis sering kali melakukan serangan terhebatnya terhadap manusia tepat setelah mereka dengan tegas memutuskan untuk mengikuti pimpinan TUHAN. Bangsa ini sangat memerlukan dorongan kuat untuk melindungi mereka dari keadaan patah semangat. Dalam pasal pertama, yang dibutuhkan adalah pesan tentang hati nurani dan kemauan dari bangsa yang bersikap acuh tak acuh itu; di sini yang dibutuhkan adalah perkataan yang menghibur dan menggembirakan bagi hati bangsa yang sudah sadar ini.




 Hag 2:3 - Masih adakah di antara kamu ... ? Seperti tidak ada artinya?
Masih adakah di antara kamu ... ? Kata-kata ini ditujukan kepada para pemimpin pemerintahan dan agama serta orang-orang tersisa yang kembali. Allah sedang membandingkan Bait Allah Salomo dengan Bait Allah yang waktu itu sedang dibangun. Melalui Hagai Allah bertanya kepada para pemimpin dan rakyat mengenai berapa banyak dari mereka yang mengingat keagungan bangunan yang pertama. Setelah selang waktu tujuh puluh tahun pembuangan, kemungkinan hanya tinggal sedikit orang yang pernah menyaksikan Bait Allah yang terdahulu. Seperti tidak ada artinya? Alasan munculnya pertanyaan TUHAN ini terdapat pada kisah dalam Ezra 3:8-13. Catatan itu menyatakan bahwa pada saat pendirian Bait Allah yang kedua, para imam mengiringi upacara dengan menyanyikan mazmur dan meniup nafiri. Generasi yang lebih muda, tanpa maksud membandingkan dalam hal ini, bersukaria atas prestasi tersebut. Namun orang yang lebih tua yang telah mengetahui kemegahan Bait Allah yang pertama, menangis secara terbuka karena perbedaan mencolok antara kedua tempat suci. Hagai mengarahkan pertanyaan tersebut kepada kelompok kedua. Dari sudut pandang Allah, hanya ada satu rumah TUHAN di Yerusalem, baik yang dibangun oleh Salomo, Zerubabel, atau yang kemudian dibangun oleh Herodes. Oleh karena itu, Allah menyebut 'bangunan Salomo sebagai "Rumah ini dalam kemegahannya semula." Pikiran-pikiran Allah bukanlah pikiran-pikiran manusia, dan penilaian-Nya dibuat berdasarkan hal-hal yang mutlak.
Hag 2:4 – Kuatkanlah
Kuatkanlah. Dalam tiga kali ucapan sama yang ditujukan kepada raja, imam besar, dan seluruh rakyat itu TUHAN menyuruh semuanya untuk kuat. Allah, yang mula-mula telah menarik perbedaan yang jelas antara bangunan-bangunan itu, sekarang memberikan kepada bangsa itu dasar-dasar rohani bagi pelaksanaan tugas mereka. Tujuan-Nya dalam menyatakan perbedaan tersebut bukan untuk mengecilkan hati mereka, melainkan lebih untuk membawa mereka kepada kesadaran tentang pentingnya pekerjaan itu, tentang ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikannya dengan kekuatan mereka sendiri, dan tentang perlunya bersandar pada Dia yang serba mencukupi. TUHAN adalah kekuatan mereka. Sekali lagi, perkataan yang meringankan diberikan bahwa kehadiran TUHAN akan merupakan bagian tetap mereka.

Hag 2:5 - Janji yang telah Kuikat dengan kamu Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu
Janji yang telah Kuikat dengan kamu. Bila ada negara di dunia ini yang bisa memiliki kepastian mengenai sifat Tuhan yang dapat dipercaya berkenaan dengan janji-janji-Nya, itulah Israel. Dia telah mengikat janji (harf., memotong perjanjian, berbicara tentang korban-korban - yang dipotong dua untuk mengesahkan sebuah perjanjian; bdg. Kej. 15:10) untuk masuk dalam sebuah hubungan yang permanen dengan bani Israel ketika mereka meninggalkan Mesir. Pandangan tertuju kepada perjanjian di atas Gunung Sinai (bdg. Kel. 19:5; khususnya 33:12-14). Karena Allah sudah setia pada janji-Nya itu sepanjang abad-abad yang lampau dalam sejarah Israel, Dia pasti dapat diandalkan untuk tetap menjunjung tinggi janji-Nya kepada orang-orang yang hidup sezaman dengan Nabi Hagai. Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Untuk menjamin kebenaran janji itu maka Roh Tuhan tinggal di tengah-tengah mereka. Tuhan tidak meninggalkan mereka, walaupun Dia sangat tidak senang pada sikap acuh tak acuh mereka terhadap kasih-Nya dan perintah-perintah-Nya. Mereka sama sekali tidak perlu takut.
Hag 2:6 - Sedikit waktu lagi // Aku akan menggoncangkan langit
Sedikit waktu lagi. Ungkapan yang tidak jelas ini barangkali berarti bahwa hanya dalam waktu singkat peristiwa-peristiwa yang dinyatakan tersebut akan terjadi. Aku akan menggoncangkan langit. Ayat ini dan tiga ayat setelahnya dengan jelas menyatakan pemikiran mengenai Mesias (lih. juga Yes. 61:1-3; Dan. 9:24-27; Za. 9:9, 10). Di sini pesan nabi memadukan rincian tentang kedatangan pertama dan kedatangan kedua Kristus, sebagaimana yang sering diberikan dalam nubuatan-nubuatan PL yang lain. Prediksi mengenai bergoncangnya langit, bumi, laut, dan daratan tentu bukan sekadar peragaan luar biasa tentang kemahakuasaan Allah atas alam semesta; keseluruhan suasana dari nubuatan ini membawa pembaca kepada zaman wahyu. Di sini Allah sekali lagi terlihat campur tangan secara bijaksana dan secara nyata dalam urusan manusia. Hubungan pemikiran apakah yang mungkin ada antara pernyataan dalam ayat ini dengan yang dalam ayat 5? Nabi mendorong bangsa Yahudi untuk melaksanakan pekerjaan membangun Bait Allah dengan segenap ketekunan, sebab, katanya meyakinkan mereka, Allah mereka, Tuhan atas segala bangsa, tidak lama lagi akan menyatakan kuasa-Nya yang dahsyat demi Israel. Dia akan menggoncangkan alam semesta dan merobohkan kerajaan-kerajaan di dunia yang bersifat terbatas, dengan maksud untuk mendirikan kerajaan terakhir dan final di muka bumi, yaitu kerajaan Putra terkasih Allah.

Hag 2:7 - Aku akan menggoncangkan segala bangsa // Kepunyaan segala bangsa datang mengalir // Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan
Aku akan menggoncangkan segala bangsa. Prediksi ini menunjuk pada pemberontakan dan pergolakan di kerajaan Persia dan Yunani. Tidak seorang pun dapat secara masuk akal menyangkal bahwa pemerintahan-pemerintahan ini digoncangkan pada masa lampau. Akan tetapi, membaca secara teliti nubuat-nubuat dalam Alkitab akan meyakinkan siswa yang tak berprasangka bahwa peristiwa-peristiwa itu. hanya merupakan langkah persiapan dalam proses di mana Allah akan mengeluarkan kerajaan-kerajaan tersebut dari dunia, untuk menggantikan mereka dengan pemerintahan yang adil oleh Mesias Israel dan Penebus dunia (lih. Ibr. 12:26,27; Why. 11:15). Kepunyaan segala bangsa datang mengalir. Para penerjemah belum sependapat dalam menerjemahkan empat kata Ibrani dari bagian ayat ini. LXX menerjemahkannya, barang-barang pilihan dari segala bangsa akan datang. ASV lebih suka menerjemahkannya dengan barang-barang berharga dari segala bangsa, dengan bacaan di pinggir barang-barang yang diinginkan (Ibr. keinginan) segala bangsa akan datang. Yang lainnya berpendapat: Bangsa-bangsa lain akan datang dengan barang-barang sangat indah milik mereka, atau harta berharga milik bangsa kafir. Arti apa yang hendak diberikan pada bagian ini bila terjemahan-terjemahan ini diikuti? Kurang megahnya dekorasi luar Bait Allah Zerubabel akan lebih dari sekadar tertutupi oleh pemberian-pemberian berharga yang akan diserahkan oleh segala bangsa untuk menjadikan Bait Allah sesuatu yang indah dan mulia. Tentu saja, penghargaan-penghargaan seperti itu bagi Tuhan akan diberikan karena penghormatan yang benar kepada-Nya. Untuk mendukung penafsiran ini disebutkan bahwa itu merupakan penafsiran terbaik untuk pemakaian subyek tunggal feminin dan kata kerja jamak.
Meskipun demikian, harus diingat bahwa sejak masa-masa awal, sebagian besar penafsir Kristen mengikuti tradisi Yahudi waktu mengacu pada ayat mengenai kedatangan Mesias Israel. Tampaknya jelas bagi para penafsir ini bahwa kerinduan yang dimiliki oleh segala bangsa pada umumnya pasti adalah kerinduan mereka akan Sang Pelepas, entah mereka menyadari atau tidak tentang sifat keinginan mereka atau identitas penggenapannya yang sebenarnya dalam Tuhan Yesus Kristus. Lagi pula, dalam bahasa Ibrani, kata benda abstrak yang sering dipakai, bukan kata yang memiliki arti konkret; jadi penyebutan Mesias tidak secara otomatis dikesampingkan berdasarkan pertimbangan bahasa. Pemakaian kata kerja jamak tidak berlawanan dengan penafsiran mengenai Mesias, sebab terdapat contoh-contoh di mana kata kerjanya selaras dengan kata benda yang kedua dari dua kata benda.
Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan. Adalah menarik bahwa semua tempat di dunia yang merupakan tempat kediaman Allah yang bersifat tak terbatas itu dipenuhi dengan kemuliaan (lih. Kel. 40:35 untuk Kemah Pertemuan Musa; I Raj. 8:10, 11; II Taw. 5:13, 14 untuk Bait Suci Salomo). Bait Allah Zerubabel masih akan dipenuhi kemuliaan dengan kehadiran Allah Anak yang menjelma (Yoh. 1:14), belum lagi kemuliaan dari Adven Kedua (Mal. 3:1). TUHAN memberitahukan sebelumnya bahwa bangsa-bangsa akan digoncangkan (bukan ditebus). Penggoncangan tersebut berawal pada persiapan kedatangan pertama dan akan disempurnakan pada penampakan kedua (Dan. 2:35,44; Mat. 21:44). Karena itu, Allah akan memenuhi rumah-Nya, Bait Allah yang akan datang, dengan kemuliaan yang tidak pernah ada sebelumnya.

Hag 2:8 - Kepunyaan-Kulah perak
Kepunyaan-Kulah perak. Agar orang-orang yang tersisa tidak terus bertambah cemas tentang kekurangan logam berharga dalam perbaikan Bait Allah, TUHAN menunjukkan persediaan-Nya yang tidak ada habis-habisnya. Telah diperkirakan bahwa dalam Bait Allah Salomo, emas seharga sekitar dua puluh juta dolar dipakai untuk melapisi ruang yang paling dalam dari tempat suci. Tetapi apakah yang dapat menandingi persediaan Oknum yang memiliki segalanya? (Mzm. 50:12). Ya, lebih dari itu, Allah akan membuatnya indah pada waktu kedatangan Anak-Nya. Orang-orang buangan yang miskin hanya memiliki sedikit yang mereka pakai untuk menghiasi Bait Suci, namun Allah meyakinkan mereka bahwa Dia akan menyediakan kekurangannya.




Hag 2:9 - Kemegahannya yang kemudian // Di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera
Kemegahannya yang kemudian. Pengertiannya adalah bahwa kemegahan yang kemudian dari bait itu akan melampaui semua kemegahan sebelumnya. Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa dalam Kitab Suci, Bait Allah di Yerusalem dipahami sebagai sebuah kesatuan yang hadir dengan bentuk-bentuk yang berbeda dalam periode-periode sejarah yang berbeda. Kehadiran Kristus akan memberikan kemuliaan pada Bait Allah yang kedua yang tidak pernah dialami oleh Bait Allah yang pertama. Pandangan yang diberikan selama ini adalah bahwa kemuliaan yang belakangan memiliki kaitan dengan kemuliaan masa Milenial Bait Allah itu yang terdapat dalam Yehezkiel, pasal 40 sampai 48. Karena terdapat kesinambungan dari berbagai Bait Allah dari zaman yang berbeda, pendapat ini tidak dapat diabaikan. Walaupun Bait Allah Zerubabel telah dilenyapkan sampai pada dasarnya oleh Herodes ketika dia merenovasinya, Bait Allah Zerubabel tetap dianggap sebagai Bait Allah kedua. Demikianlah Bait Allah itu disebut oleh seluruh penguasa Yahudi. Di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera. Kristus menyempurnakan dasar bagi damai sejahtera rohani (Kol. 1:20). Dia memberi damai sejahtera di hati dan pikiran kepada orang-orang percaya saat ini (Rm. 5:1; Flp. 4:7). Namun pada akhirnya, Dia akan membawa damai sejahtera kepada dunia sebagai Raja Damai (Yes. 9:6, 7). Jadi, lebih dari cukup jawaban Allah ini bagi penampilan yang kurang mengesankan dalam ayat 3. Tuhan selalu menyediakan yang terbaik pada akhirnya. Hanya mata iman yang mampu melihatnya.


Hag 2:10 - Pada tanggal dua puluh empat bulan yang kesembilan
Pada tanggal dua puluh empat bulan yang kesembilan. Pesan keempat dari nubuatan Hagai diberikan dua bulan setelah pesan yang sebelumnya. Pada bulan yang kesembilan barulah hujan awal dapat diharapkan untuk mengairi tanaman yang baru. Setelah mengalami kekurangan dan kekecewaan pada periode sebelum ini, bangsa itu tentu secara khusus akan memperhatikan produksi dalam tahun yang berikut. Selama periode ketidaktaatan mereka sebelumnya, mereka telah dihukum atas hal-hal yang bersifat sementara. Akankah ada perubahan sekarang setelah mereka mematuhi perintah Allah melalui Hagai? Pertanyaan inilah yang sekarang dijawab oleh sang nabi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pusat dari teologi Hagai ini sebenarnya berada pada bait suci. Pada waktu itu (dengan situasi yang terjadi pada orang-orang Yahudi), membangun bait Allah ini mempuyai peranan yang lebih penting daripada membangun sebuah istana karena menggambarkan mengenai tempat kehadiran Allah di bumi. Meskipun pembangunan bait Allah ini tidak sehebat bait suci yang pertama tetapi kemegahannya akan melebihi daripada bait suci yang pertama (fasal 2:10) karena digunakan sebagai tempat untuk melayani Allah.
Tentang janji Allah terhadap diselesaikannya bait suci tersebut adalah mengenai berkat yang akan Allah berikan kepada orang-orang Yahudi, sedangkan mengenai janji damai sejahtera yang dijanjikan oleh Allah yang terdapat dalam nubuatan ini adalah akan digenapi melalui kedatangan Kristus.
Allah menginginkan kehidupan umat-Nya berpusat kepada-Nya. Karena pada zaman PL Bait Suci merupakan lambang kehadiran dan perkenan Allah, maka Allah memerintahkan pembangunan Bait Suci menjadi prioritas utama mereka. Dengan demikian Allah mengajarkan orang Yahudi, dan umat-Nya di segala zaman, bahwa Allah harus menjadi yang paling utama di atas segalanya dan dengan demikianlah Ia akan berkenan kepada mereka dan memberkati mereka.

B.     Penerapan
            Bagaimanakah kita dapat menarik pelajaran yang relevan untuk orang Kristen masa kini? Ada dua hal yang dapat ditarik pelajaran dari kitab Hagai ini berkenaan dengan pembangunan bait suci.  
  1. Pembangunan rumah Allah tidak hanya dimaksudkan untuk menyediakan pusat ibadat bagi agama Yahudi. Kitab Hagai memperlihatkan bahwa pembangunan itu dihubungkan dengan janji tentang Penebus yang akan datang. Pembangunan kembali Rumah Allah menujukkan bahwa Allah tidak melupakan keselamatan yang dijanjikan-Nya.
  2. Disamping pengharapan tentang Mesianis, yang paling penting sekali adalah agar orang Kristen mampu medudukkan Allah ditempat yang pertama di dalam hidupnya. Prinsip yang diuraikan oleh Allah ini sudah jelas. Bahkan Yesus pernah berkata dengan begitu jelas “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Orang Kristen seharusnya tidak egois dengan mengutamakan kepentingan sendiri.


















DAFTAR PUSTKA
, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2004.
C. Hassel Bullock, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2002.
Dwi Maria, Diktat Mata Kuliah Tafsir PL III : Nabi-nabi – Hagai.
John Balchin, Intisari AlkitabPerjanjian Lama. Jakarta: Persekutuan pembaca Alkitab, 2000.
W.S. Lasor, Pengatar Perjanjian Lama 2. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar